Jumat, 31 Oktober 2008

ENGINEERING seedling FISH (Mystus nemurus)

ENGINEERING seedling FISH
(Mystus nemurus)

I. INTRODUCTION

Fish (Mystus nemurus) is a freshwater fishery commodities in Indonesia. This fish has been successfully be made in Sukabumi BBAT since 1998. The texture of the meat white, thick and smooth Tampa thorn in the flesh, so that the community is very popular.
Before the production of fish generally come from the arrest in nature, so the results are not certain of the number and size. With the technique is known spawning fish Mystus nemurus, hoped business culture will be developed so that production can meet the needs of the community.

II. SISTEMATIKA
Phylum Chordata, Class Fishes, SUB-class Teleostei, genus of Mystus nemurus.
Mystus nemurus fish, stash or grouse have reached the eyes, have agreed not crouch pectoral fin and a big fat fin, and mouth sag. Mystus nemurus brown greenery, live in basic water and omnivora.
In West Java Mystus nemurus known by the name of charge, senggal or singah: In Central Java: Singapore and Malaysia, bawon; Sarawak, baon: Central Kalimantan, Niken, siken, tiken, bato, baung white, and in Sumatra, baong.

The characteristics of the parent male and female Mystus nemurus:
- Master female: body shorter, has two forms of gender-hole round.
- Master male: Body longer, have one hole that gender shapes aft.



III. Seedling

A. Gonad maturation
Gonad maturation was conducted in a swimming Serious water with a continuous density 0.2 to 0.5 kg/m2. Every day Pellet feed given as much as 3 s / 4% per day from the weight of his body.

B. Selection Master
o Selection parent to parent to know the level of maturity that will be cultivated. .
o Master female marked with a distended bellies and soft, when the eggs ynag sorted out the shape of a round, whole brown color.
o Master male body is marked with the colors of the equipment and slightly reddish.

C. Injecting
o Master female states with ovaprin as 0.6 ml / kg and with a male ovaprin 0.5 ml / kg. Injecting done twice with the lapse of time of 12 hours. Each injection of as much as half the total dose.
o injecting done on the back

D. Spawning / Page
o When will be the natural, male and female parent who has been in the same states in the tanks that have been ijuk and allow spawn own.
o When will be sorted, then Page 6 will be made up to 8 hours after the injection of the second.
o The first step is to prepare sperm: take a bag of sperm with the male parent dissect the stomach, kuntimng bag and remove sperm. Liquids sperm in a glass that is already filled with NaCl 0.9% as part ½. Stir well to the average. If too thick, add NaCl solution until the white milk rather thin.

o Take the female parent, which will be issued eggs. Pijit the stomach toward the hole until the eggs out of sex. Dimpung eggs in a plastic cup that is clean and dry. Enter the solution less sperm and until evenly mixed. So that fertilization occurs, add water and mixed until evenly so that fertilization can take place with good, to wash eggs from other blood and dirt, add more water and then discarded. Make flushing s 2 / 3 times to clean.

o Eggs that have been included in the net hatchery aquarium water that has been filled. How to enter, eggs, taken with the quill, and not to the entire surface evenly until the aquarium. In the 36 hours the eggs will hatch and produced flyblow moved to the aquarium maintenance flyblow. After two days, flyblow fed the water flea (Daphnia, or Moina) or silk worms (Tubifex), which has been chopped. After the age of 4 days flyblow silk worms fed up to seven days.

E. Separating
o Preparation of the pond conducted a week before researching flyblow, which includes drying, dike repair, processing and manufacturing base land kemalir.
o management is done with calcium oxide dissolves into the barrel, then spread wide and constructed swimming base. 50 gr/m2 dose.

o fertilization using chicken dung is dried with a dose of 500 s / d 1000 gr/m2. A water pond filled with 40 cm and after 3 days organophospat accomplished with 4 ppm and left for 4 days.
o Seeds are spread in the morning with a density 100 ekor/m2.
o Separating I do for 14 days, separating II, conducted for 30 days. Additional feed day form of flour Pellet 0.75 gr/1.000 tail.

IV. DISEASES
Disease that often attacks the fish Ichthyopthirius was multifillis or better known as the white spot (white spots). Prevention, preparation can be done with good swimming, especially drying and management. Instruction is done with the kitchen throw salt 200 gr/m3 every 10 days during maintenance or soak the fish in the solution to the pain Oxytetracyclin 2 mg / liter.

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BAUNG
(Mystus nemurus)

I. PENDAHULUAN

Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan komoditas perikanan air tawar di Indonesia. Ikan ini telah berhasil dipijahkan secara buatan di BBAT Sukabumi sejak tahun 1998. Tekstur dagingnya berwarna putih, tebal dan tampa duri halus dalam dagingnya, sehingga sangat digemari masyarakat.
Sebelum produksi ikan baung umumnya berasal dari penangkapan di alam, sehingga hasilnya tidak menentu baik dari jumlah maupun ukurannya. Dengan diketahuinya teknik pemijahan ikan baung, diharapakan usaha pembudidayaannya akan berkembang sehingga produksinya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.


II. SISTEMATIKA
Phylum Chordata, Kelas Pisces, Anak kelas Teleostei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Bagridae, Marga Mystus dan Jenis Mystus nemurus.
Ikan baung memiliki kumis atau sungut yang mencapai mata, badanya tidak bersisik mempunyai sirip dada dan sirip lemak yang besar, serta mulutnya melengkung. Ikan baung berwarna coklat kehijauan, hidup di dasar perairan dan bersifat omnivora.
Di Jawa Barat ikanbaung dikenal dengan nama tagih, senggal atau singah : Di Jawa tengah : Jakarta dan Malaysia, bawon ; Serawak, baon : Kalimantan Tengah, niken, siken, tiken, bato, baung putih, dan di Sumatra, baong.

Ciri-ciri induk Jantan dan betina ikan baung :
- Induk betina : tubuh lebih pendek , mempunyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Induk Jantan : Tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.



III. PEMBENIHAN

A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam beraliran air yang kontinyu dengan kepadatan 0,2 s/d 0,5 kg/m2. Setiap hari diberi pakan pellet sebanyak 3 s/d 4 % per hari dari berat tubuhnya.
B. Seleksi Induk
o Seleksi induk bertujuan untuk mengethui timngkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
o Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan lembut, bila diurut telur ynag keluar bentuknya bulat utuh berwarna kecoklatan.
o Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan.
C. Penyuntikan
o Induk betina disuntik dengan ovaprin sebanyak 0,6 ml/kg dan jantan dengan ovaprin 0,5 ml/kg. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu 12 jam. Setiap penyuntikan sebanyak ½ dosis total.
o Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung
D. Pemijahan/Pengurutan
o Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan didalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.
o Apabila akan diurut, maka pengurutan akan dilakukan 6 s/d 8 jam setelah penyuntikan kedua.
o Langkah pertama adalah menyiapkan sperma : ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, kuntimng kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl 0,9 % sebanyak ½ bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
o Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut kearah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur dimpung dalam mangkok plastik yang bersih dan kering. Masukkan larutan sperma sedikit demisedikit dan aduk sampai merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah sampai merata sehingga pembuahan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan pembilasan 2 s/d 3 kali agar bersih.
o Telur yang sudah bersih dimasukkan dalam akuarium penetasan yang sudah diisi air. Cara memasukkan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan akuarium sampai merata. Dalam 36 jam telur akan menetas dan larva yang dihasilkan dipindahkan ke akuarium pemeliharaan larva. Setelah berumur dua hari, larva diberi makan kutu air (Moina atau Daphnia ) atau cacing sutra (Tubifex) yang telah dicincang. Setelah berumur 4 hari larva diberi makan cacing sutra hingga berumur tujuh hari.

E. Pendederan
o Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
o Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan keseluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 50 gr/m2.
o Pemupukan menggunakan kotoran ayam yang sudah dikeringkan dengan dosis 500 s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari disemprot dengan organophospat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
o Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 ekor/m2.
o Pendederan I dilakukan selama 14 hari, pendederan II dilakukan selama 30 hari. Pakan tambahan diberikansetiap hari berupa tepung pellet sebanyak 0,75 gr/1.000 ekor.

IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang ikan baung adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.

Kamis, 30 Oktober 2008

ANALISIS USAHA BUDIDAYA LELE DALAM KOLAM KARPET

ANALISIS USAHA


Untuk memberikan gambaran tentang besarnya keuntungan usaha pembesaran lele di kolam karpet maka diperlukan analisis usaha. Perhitungan harga-harga dalam analisis usaha ini berlaku pada saat diadakan uji terap (akhir tahun 2000) di Bekasi.






Perhitungan dalam analisis usaha ini mungkin akan lain pada wilayah dan tahun yang berbeda. Dengan demikian, analisis usaha ini disajikan hanya sebagai gambaran hasil usaha dan bukan sesuatu yang bersifat pasti dan matematis.

Biaya pembuatan kolam

  1. Pembelian 19 tembar karpet ukuran lebar 1 m,

panjang 2 m, tebal 5 mm @ Rp 10.000,00 Rp. 190.000,00

  1. Pembelian 2 kg lem karet @ Rp25.000.00 Rp. 50.000,00
  2. Pembelian bahan-bahan pendukung

(bambu, paku, keni, pralon) Rp. 50.000,00

  1. Tenaga kerja (kontribusi) Rp. 0

Jumlah Rp. 290.000,00

Biaya sarana produksi

  1. Pembelian bibit lele 1.000 ekor

@ Rp 300,00 Rp. 300.000,00

  1. Pembelian pakan lele 90 kg @ 3.000,00 Rp. 270.000,00
  2. Tenaga kerja (kontribusi) Rp. 0

Jumlah Rp. 570.000,00

Hasil produksi

Jumlah hasil panen dengan mortalitas 3 % (30 ekor) adalah 970 ekor. Jumlah dalam kilogram 970 ekor x I kg = 138,5 kg

7 ekor

dengan harga jual Rp 7.000,00 per kilogram maka perolehan penjualan 138,5 kg x Rp 7.000,00 = Rp 969.500,00

Perhitungan Hasil Keuntungan

Masa pakai kolam diperkirakan 5 tahun atau 20 kali masa panen (dalam setahun rata-rata terjadi 4 kali masa panen).

Nilai penyusutan kolam per masa panen Rp 290.000,00 = Rp 14.500,00

20

Hasil keuntungan per masa panen Rp 969.500,00 - Rp 570.000,00 (sarana produksi) - Rp 14.500,00 (nilai penyusutan kolam) = Rp 385.000,00


Kliwon Sujionohadi dan Edy Suhedi, Penebar Swadaya, 2002



PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN LELE DALAM KOLAM KARPET


PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

LELE DALAM KOLAM KARPET


Utuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele. Oleh karena itu, kolam karpet yang telah dibuat harus disesuaikan terlebih dahulu. Bibit lele yang baru dibeli juga harus diadaptasikan dan diberi perlakuan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.

A. PETUNJUK CARA AWAL PENGISIAN AIR DAN BIBIT

Langkah pertama

  1. Bagian dalam kolam karpet dicuci dengan menggunakan kain atau sikat. Pencucian ini mutlak dilakukan untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia lainnya yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu, bagian dalam kolam dikeringkan dengan menggunakan pipa pralon A dan B.
  2. Setelah itu, menyiapkan tanah yang halus atau lumpur yang sudah jadi untuk dimasukkan ke dalam kolam karpet dengan ketebalan kurang lebih 10 cm. Sebaiknya tanah atau Lumpur yang telah jadi tersebut tidak mengandung pestisida atau bahan kimia yang dapat mematikan ikan.
  3. Kolam diisi dengan air setinggi kurang lebih 10 cm dari atas permukaan lumpur. Perendaman lumpur dilakukan sekitar 3 - 4 hari



    (lebih lama akan lebih baik). Proses tersebut untuk menstabilkan keadaan air kolam, misalnya mengendapkan partikel-partikel yang dapat membahayakan pertumbuhan bibit lele. Jika proses perendaman lumpur tersebut tidak dilakukan, maka kematian bibit akan relatif besar. Pada saat proses perendaman lumpur ini, benih jangan dimasukkan dahulu.
  4. Setelah proses perendaman lumpur, air kolam ditambah hingga setinggi 30 cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi bibit yang sewaktu-waktu bergerak ke permukaan air untuk proses pernafasannya. Jika kedalamannya melebihi tinggi air tersebut maka lele akan lebih banyak mengeluarkan energi untuk bergerak ke permukaan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan badannya.


Pengisian air ke kolam karpet diusahakan sampai

Pada ketinggian ideal

Langkah kedua

  1. Selanjutnya disiapkan bibit sebanyak 1.000 ekor yang berukuran kurang lebih 10 cm berat sekitar 10 - 12 g per ekor. Pemeliharaan dalam kolam karpet, sebaaiknya tidak menggunakan bibit yang berukuran kecil (5 - 7 g) agar tidak terjadi banyak kematian. Jadi, bibit yang layak untuk kolam karpet harus berukuran sebesar pensil, sedangkan yang harus dihindari adalah pemakaian bibit sebesar batang korek api. Namun, pemakaian bibit berukuran lebih besar akan lebih baik dan waktu pemeliharaan lebih cepat (misalnya 2,5 bulan sudah mencapai ukuran layak dikonsumsi). Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam. Bibit yang ada dalam bungkusan kantong plastik tersebut harus dituangkan bersama airnya ke dalam ember. Kemudian setiap satu jam ditambahkan air dari kolam ke dalam ember tersebut. Penambahan air tersebut dilakukan hingga 3 kali. Tujuannya, agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air dalam kolam.
  2. Setelah itu, bibit yang telah diadaptasikan tersebut dimasukkan ke dalam kolam karpet. Pemberian pakan berupa pelet yang telah dihaluskan dapat diberikan setelah beberapa jam kemudian.


Pengadaptasian bibit-bibit lele, sebelum dimasukkan ke dalam kolam

B. PERAWATAN LELE DALAM KOLAM KARPET

Perawatan lele di kolam karpet pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam karpet adalah sebagai berikut.

1. Penambohan air dalam kolam karpet

Bila air dalam kolam karpet berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali. Panambahan air dilakukan dari tinggi awal 30 cm hingga menjadi 60 cm secara bertahap setiap bulan (dalam sebulan, air perlu ditambah setinggi 10 - 15 cm). Air kolam setinggi 30 cm merupakan kondisi ketinggian air saat benih dimasukkan ke dalam kolam, sedangkan tinggi air kolam 60 cm merupakan ketinggian air saat ikan memasuki usia 3 bulan.

Jika air didalam kolam berkurang perlu ditambahkan

Hingga ketinggian normal kembali

2. Penggantian air

Penggantian air dilakukan saat air kolam mulai tampak kotor Saat membersihkan kotoran, pralon B dipasang untuk mengurangi air, tetapi air di dalam kolam jangan sampai habis. Dengan demikian, lele tetap terendam air di dalam kolam. Pada saat melakukan kegiatan ini, lele yang pertumbuhannya lambat (berukuran kecil) diambil untuk dikonsumsi.

Sebenarnya lele dumbo dapat hidup dan berkembang di dalam air kotor (misalnya air comberan). Namun, dagingnya akan berbau tidak sedap dan warna kulitnya pun kehitam-hitaman sehingga akan mengurangi minat konsumen.

3. Tanaman pelindung dalam kolam

Tanaman pelindung di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan juga sebagai makanan tambahan bagi lele. Selain itu, tanaman juga dapat mengisap kotoran di dalam air.

Jenis tanaman pelindung yang biasa digunakan yaitu apu-apu dan enceng gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian dari luas permukaan air kolam. Pertumbuhan akar eceng gondok pun harus dibatasi dan harus dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhannya yaitu dengan memberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali serta bandul batu pada kedua ujungnya. Cara ini dilakukan selain tanaman tampak rapi juga agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kolam. Cahaya matahari dibutuhkan dalam proses pertumbuhan lele.





Tanaman air di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari

terik sinar matahari dan makanan tambahan

4. Pemberian pakan

Bibit lele yang masih kecil ukuran lubang mulutnya pun kecil sehingga pakan pelet yang diberikan harus dihaluskan (digerus). Pemberian pelet halus dilakukan selama I minggu. Setelah itu, pakan tidak perlu dihaluskan. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari pada jam tertentu dan berkesinambungan.

Upaya untuk menekan pengeluaran biaya pembelian pakan lele dumbo terus dilakukan. Pakan lele berupa pelet buatan pabrik dianggap sangat mahal. Solusinya yaitu dengan memberikan keong mas (siput murbei) sebagai pakannya. Bagi petani padi, keong mas ini merupakan hama yang selalu muncul pada musim tanam padi.

Kelompok masyarakat uji-terap di Bekasi telah mampu melakukan penekanan biaya terhadap pembelian pakan lele (pelet) dengan memberikan pakan berupa keong mas yang diberikan saat lele berusia I bulan - 3 bulan. Pemanfaatan keong mas untuk pakan lele akan membantu mengurangi jumlah keong mas sebagai hama tanaman padi.

Berikut ini diberikan gambaran tentang perhitungan jumlah kebutuhan pakan 1.000 ekor lele dengan masa pemeliharaan sampai dengan 3 bulan. Pemberian pakan harian yang ideal yaitu 3 % dari berat badan. Perhitungan dilakukan per 10 hari seperti dijelaskan pada Tabel 1.

TABEL 1. PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PAKAN LELE DUMBO 1.000 EKOR DENGAN MASA PEMELIHARAAN SAMPAI DENGAN 3 BULAN

Hari ke -

Berat per ekor (g)

Kebutuhan pakan per ekor (g)

Kebutuhan per

10 hari untuk 1.000 ekor (Kg)

1 – 10

11 – 20

21 – 30

31 – 40

41 – 50

12

25

40

55

70

0,36

0,75

1,20

1,65

2,10

3,60

7,50

12,00

16,50

21,00

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

85

100

115

130

jumlah

2,55

3,00

3,45

3,90

189,60

25,50

30,00

34,50

39,00

Dari tabel tersebut dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut.

ü Kebutuhan pakan lele setiap ekor per hari adalah seberat 3 % dari berat badannya

ü Berat badan lele pada usia 90 hari (3 bulan) adalah 130 g. Dengan demikian, dalam satu kilogram akan berisi 7 - 8 ekor lele.

ü Selama 3 bulan, kebutuhan pakan pelet untuk 1.000 ekor lele yaitu 189,6 kg.

Jadi pengeluaran biaya untuk kebutuhan pakan lele adalah 189 kg x Rp 3.000,00 = Rp 568.800,00. Sementara biaya untuk pembelian bibit, yaitu 1.000 ekor x Rp 300,00 = Rp 300.000,00. Dengan demikian, modal untuk pengadaan sarana produksi adalah Rp 568.800,00 + Rp 300.000,00 = Rp 868.800,00

Berdasarkan perhitungan analisis usaha, target hasil usaha (penjualan lele) adalah Rp 969.500,00. Jadi, hasil usaha yang akan diperoleh adalah Rp 969.500,00 - Rp 868.800,00 = Rp 100.700,00. Hasil usaha tersebut masih sangat sedikit. Jika menggunakan pakan tambahan (substitusi) maka hasil usaha yang didapatkan akan lebih besar.

Dalam uraian analisis usaha, dijelaskan bahwa kebutuhan pakan pelet yang dianjurkan yaitu 90 kg. Sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan lele, sebaiknya diberikan pakan substitusi seperti dedak halus, limbah dapur, rayap, keong mas (siput murbei) bahkan bangkai ayam.

Jika di lingkungan sekitar terdapat sawah yang dipenuhi oleh keong mas maka hama tanaman padi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan substitusi, sedangkan pakan substitusi seperti limbah dapur dapat diperoleh dari warung-warung nasi atau restoran. Untuk mengumpulkan limbah tersebut, sebaiknya disediakan tempat (ember) limbah yang dapat diambil setiap waktu.

Demikian pula, jika di lingkungan sekitar terdapat peternakan ayam. Ayam-ayam yang mati dapat digunakan untuk pakan lele. Pakan substitusi ini mulai diberikan pada saat lele berusia satu bulan.

Dalam Tabel I dapat dilihat bahwa kebutuhan pakan pelet lele hingga berusia satu bulan, yaitu 23,1 kg. Jika target pakan 90 kg maka sisanya (66,9 kg) dapat digunakan untuk pakan tambahan. Bangkai ayam yang digunakan untuk pakan harus masih segar (belum berbau busuk). Kemudian, bangkai tersebut dibakar hingga bulu-bulunya habis. Selanjutnya, badan ayam diikat dengan tali dan dimasukkan ke dalam kolam setelah daging ayam dingin. Ujung atas tali diikatkan pada tiang dinding kolam atau pada bambu/kayu yang dipalangkan di bagian atas lebar kolam. Hal ini bertujuan agar tulang-tulang ayam mudah diambil dan tidak bertebaran di sekeliling dasar kolam.

Keoang mas (menempel pada dinding kolam) sangat disukai lele

Pakan dari keong mas diberikan dengan cara mencacahnya terlebih dahulu. Setelah dicacah, keong mas dimasukkan ke dalam ember dan direndam beberapa saat dengan air mendidih. Setelah itu, air di dalam ember dibiarkan hingga menjadi dingin kemudian dimasukkan ke dalam kolam sesuai dengan kebutuhan.

Jika keong mas jumlahnya cukup banyak maka dapat disimpan dalam kolam gali tanpa diberi pakan. Sebaiknya, keong mas disimpan untuk kebutuhan pakan lele selama periode I minggu. Selain itu, daging keong mas dapat dikeringkan untuk persediaan pakan lele. Namun, sebelum dimasukkan ke dalam kolam, keong mas harus direbus terlebih dahulu (atau direndam dalam air mendidih) agar dagingnya menjadi lunak. Untuk memenuhi kebutuhan pakan lele dalam usaha makro, sebaiknya pakan pelet tersebut dibuat sendiri. Akhirnya, dari uraian tentang pakan lele perlu digarisbawahi upaya yang harus dilakukan yaitu menekan pengeluaran biaya pembelian pakan untuk memaksimalkan perolehan hasil usaha.

sumber : Kliwon Sujionohadi dan Edy Suhedi, Penebar Swadaya, 2002




Rabu, 29 Oktober 2008

perlengkapan yang diperlukan untuk aquarium ikan


Aerator, berfungsi meningkatkan kadar oksigen di dalam air. Selain itu, aerator juga berfungsi untuk mengurai zat yang tidak diperlukan ke udara dan menarik oksigen ke dalam air.
2. Power Head, berfungsi memompa air dan kotoran menuju filter. Alat ini juga berfungsi sebagai pembuat arus ringan di dalam akuarium yang berguna untuk merangsang pertumbuhan ikan.


3. Filter, berfungsi menyaring kotoran-kotoran yang ada di dalam akuarium. Alat ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan air akuarium.
4. Heater, berfungsi meningkatkan suhu di dalam akuarium ketika suhu di sekitar lingkungan akuarium berubah drastis.
sumber : Agromedia Pustaka, 2008

equipment needed for the Aquarium fish


equipment needed for the Aquarium fish

1. Aerator, works to increase the amount of oxygen in the water. In addition, the aerator also works for the substances that are not needed to attract air and oxygen into the water.




2. Power Head, functioning water and sewage pumping to the filter. The tool also functions as a creator of the flow of light in the aquarium, which is useful to stimulate the growth of fish.

3. Filter, filter the dirt-functioning sewage, which is in the aquarium. This tool is needed to maintain the cleanliness of water aquarium.

4. Heater, works to increase the temperature in the aquarium when the temperature around the aquarium environment changed drastically. Changes in temperature.

source: AgromediaPustaka, 2008

Selasa, 28 Oktober 2008

PENGUMUMAN CPNS DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN ( DKP ) TAHUN 2008

PENGUMUMAN
Nomor B. 522/SJ.2/KP.310/X/2008

TENTANG
PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2008

Departemen Kelautan dan Perikanan dalam Tahun 2008 mendapat Persetujuan Prinsip Tambahan Formasi CPNS dari Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara untuk pelamar umum sejumlah 576 orang, yang akan ditempatkan/ditugaskan untuk mengisi kekosongan jabatan pada Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut :

A. PERSYARATAN

  1. Warga Negara Indonesia;
  2. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan suatu tindakan pidana kejahatan;
  3. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, atau pegawai swasta.
  4. Tidak berkedudukan sebagai CPNS/PNS atau Calon/Anggota TNI/Polri serta tidak sedang menjalani ikatan kerja dengan perusahaan atau suatu anggota profesi lainnya.
  5. Tidak sedang menjalankan pendidikan formal.
  6. Berkelakuan baik;
  7. Sehat jasmani dan rohani;
  8. Tidak menjadi anggota dan atau pengurus partai politik;
  9. Usia pada tanggal 1 Januari 2009, serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun:
  10. Pendidikan:
    a. Pasca sarjana (S2), dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00.
    b. Sarjana (S1)/Diploma IV, dan Diploma III, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50.
    c. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri.
    d. Khusus untuk Jabatan Peneliti dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal = 3,00.

B. LOWONGAN JABATAN YANG DIBUTUHKAN
Jumlah lowongan jabatan, kualifikasi pendidikan, dan penempatan yang dibutuhkan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana Lampiran I.

C. PENGAJUAN LAMARAN

  1. Lamaran hanya diterima melalui Kotak Pos 4130 JKP 10041, mulai tanggal 28 Oktober 2008 s.d. tanggal 1 November 2008 (cap pos kantor Pos Besar Jakarta) dan pengambilan terakhir oleh Panitia Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan di kantor Pos Besar Jakarta pada tanggal 3 November 2008 Pukul 16.00 WIB.
  2. Pelamar wajib memilih jenis jabatan dan unit kerja penempatan yang diinginkan sesuai dengan pendidikan (jurusan/program studi) yang dimiliki.
  3. Surat Lamaran dibuat antara tanggal 28 Oktober sampai dengan tanggal 1 November 2008 dengan menggunakan tinta hitam, ditulis tangan sendiri dan ditandatangani sendiri oleh pelamar ditujukan kepada Yth. Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Jl. Medan Merdeka Timur Nomor 16, Jakarta 10110, sebagaimana contoh Lampiran II.
  4. Dalam surat lamaran tersebut harus dilampirkan:
    1. Foto copy ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisir oleh Rektor/Dekan/Pembantu Dekan Bidang Akademik bagi Universitas/Institut, atau Ketua/Pembantu Ketua Bidang Akademik bagi Sekolah Tinggi, dengan menyebutkan Pejabatnya (cap basah);
      Bagi pelamar lulusan dari Perguruan Tinggi Luar Negeri, agar menyertakan foto copy Ijazah yang telah ditetapkan penyetaraannya dari Departemen Pendidikan Nasional dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III.
    2. Daftar Riwayat Hidup singkat dalam bahasa Indonesia, yang ditempel pas photo terbaru hitam putih, ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 (dua) lembar sebagaimana contoh dalam Lampiran IV.
  5. Berkas lamaran disusun rapi sesuai urutan (angka 4 dan angka 5) di atas dimasukkan ke dalam STOPMAP yang ditulis nama, alamat dan pendidikan terakhir dengan huruf BALOK/KAPITAL dengan warna :
    a. HIJAU untuk Pascasarjana (S2);
    b. BIRU untuk Sarjana (S1) atau Diploma IV;
    c. MERAH untuk Akademi atau Diploma III;
    d. KUNING untuk Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri (SUPM).
  6. Selanjutnya kelengkapan berkas lamaran sebagaimana dimaksud angka 6 di atas, dimasukkan dalam AMPLOP BESAR WARNA COKLAT yang ditujukan kepada Ketua Panitia Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan Tahun 2008, Kotak Pos 4130 JKP 10041, dan pada bagian sudut kiri atas amplop ditulis “ Nama, Alamat pengirim serta provinsinya ”, Jabatan yang diinginkan dan penempatan, serta tingkat pendidikan. Sedangkan di bagian sudut kanan bawah amplop ditulis ” Kepada Yth .......... (lamaran ditujukan) ” sebagaimana contoh di bawah ini.

Amir Hamzah, S.PiJl. Nangka No. 26 RT.05/RW 012, Cimanggis, Depok, Jawa BaratPeneliti pada BROK, Perancak BaliS1 Manajemen Sumberdaya Perairan

Kepada Yth. Ketua Panitia Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan Dan Perikanan Tahun 2008Kotak Pos 4130 JKP 10041

  1. Pelamar yang mengajukan lamaran :
    a. tidak melalui Kotak Pos 4130 JKP 10041;
    b. tidak sesuai dengan format yang ditentukan;
    c. tidak menyebutkan jabatan dan penempatan yang dilamar;
    d. tidak menyertakan daftar riwayat hidup; dan
    e. tidak menyertakan kelengkapan yang dipersyaratkan, dinyatakan TIDAK LULUS SELEKSI ADMINISTRASI.

D. TAHAPAN DAN MATERI UJIAN

1. Seleksi Administrasi berkas lamaran

  1. Panitia akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap berkas lamaran yang telah dikirimkan melalui Kotak Pos 4130 JKP 10041.
  2. Berkas yang tidak lengkap dan tidak memenuhi persyaratan, dinyatakan tidak lulus seleksi administrasi dan panitia tidak menerima susulan kelengkapan berkas.
  3. Daftar nama pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dapat dilihat pada situs resmi Departemen Kelautan dan Perikanan www.dkp.go.id atau www.ropeg.dkp.go.id pada tanggal 10 November 2008.
  4. Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dapat mengambil Nomor Peserta Ujian pada tanggal 14 November 2008 di lokasi ujian sebagaimana keterangan pada huruf E.

2. Materi Ujian Tertulis :

  1. Tes Kompetensi Dasar (TKD)
    Materi TKD terdiri dari Test Pengetahuan Umum (TPU), Test Bakat Skolastik (TBS), dan Tes Skala Kematangan dimaksudkan untuk menggali pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku peserta ujian yang meliputi : wawasan nasional, regional, dan internasional maupun kemampuan verbal, kemampuan kuantitatif, kemampuan penalaran, kemampuan beradaptasi, pengendalian diri, semangat berprestasi, integritas dan inisiatif.
  2. Tes Kompetensi Bidang (TKB)
    Dimaksudkan untuk mengukur dan atau keterampilan peserta ujian yang berkaitan dengan kompetensi jabatan atau pekerjaan yang dilamar.

3. Tes Wawancara
Tes Wawancara akan dilaksanakan setelah pelamar DINYATAKAN LULUS UJIAN TERTULIS, bertempat di lokasi ujian sebagaimana keterangan pada huruf E, dengan waktu yang akan ditentukan kemudian.

E. TEMPAT PELAKSANAAN UJIAN TERTULIS
Ujian tertulis dilaksanakan secara serentak pada tanggal 15 November 2008 di 8 (delapan) lokasi, yaitu :

  1. SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA
    Jl. AUP Pasar Minggu, PO. Box 7239/JKPSM, Jakarta Selatan.
  2. BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN BELAWAN
    Kel.Kampung Nelayan Indah, Kec. Medan Labuhan, Belawan Kota Medan.
  3. BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL
    Jl. Martoloyo PO. Box 22, Tegal-Jawa Tengah.
  4. AKADEMI PERIKANAN SIDOARJO
    Jl. Raya Buncitan Kotak Pos I, Sedati-Sidoarjo, Jawa Timur
  5. SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH NEGERI BONE-SULSEL
    Jl. Sungai Musi Km. 8 PO. Box 119, Bone, Sulawesi Selatan.
  6. AKADEMI PERIKANAN BITUNG
    Jl. Tandurusa PO Box 12, Bitung, Manado, Sulawesi Utara.
  7. SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH NEGERI WAIHERU, AMBON
    Jl. Laksamana Madya Leo Watimena Km 16 Waiheru, Ambon Maluku.
  8. AKADEMI PERIKANAN SORONG, PAPUA BARAT
    Jl. Kapp. Patimura Tanjung Kasuari Sorong, Kotak Pos 109 Sorong 98401.

F. Keputusan hasil seleksi oleh Tim Pengadaan CPNS Departemen Kelautan dan Perikanan Tahun 2008 BERSIFAT MUTLAK DAN TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT.

G. LAIN-LAIN

  1. Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan TIDAK DI PUNGUT BIAYA.
  2. Departemen Kelautan dan Perikanan tidak bertanggung jawab atas pungutan atau tawaran berupa apapun oleh oknum yang berkaitan dengan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan.
  3. Lamaran yang telah disampaikan sebelum pengumuman ini dinyatakan tidak berlaku, dan harus mengajukan lamaran baru sesuai ketentuan dalam pengumuman ini.
  4. Berkas lamaran yang telah disampaikan menjadi milik Departemen Kelautan dan Perikanan.
  5. Bagi Pelamar yang telah dinyatakan diterima dan diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan, tidak dapat menolak/menunda penempatan dengan alasan apapun.
  6. Informasi resmi yang terkait dengan seleksi CPNS Departemen Kelautan dan Perikanan Tahun 2008 hanya dapat dilihat melalui situs resmi Departemen Kelautan dan Perikanan www.dkp.go.id. atau www.ropeg.dkp.go.id Para pelamar disarankan untuk aktif memantaunya setiap saat.

Jakarta, 28 Oktober 2008

KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN
Selaku
Ketua Panitia Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kelautan dan Perikanan
Tahun 2008

ttd

Drs. MULYOTO, MM
NIP. 080048231

Lampiran dapat didownload dibawah ini :

  1. Lampiran1
  2. Lampiran2
  3. Lampiran3
  4. Lampiran4

Sumber : www.dkp.go.id

Senin, 27 Oktober 2008

Arapaima gigas

Arapaima gigas
Arapaima gigas, which in Brazil called with the type of arwana pirarucu is the largest. The size of the body length can reach 4.47 meters. Therefore, this fish is called the Bering arwana giant. When the body is still small yellow and black will be changed after more silvery white adults. Arwana this type have the ability to survive in waters that berkadar low oxygen because the air bubbles that have formed to help the people.

source: AgromediaPustaka, 2008

Arwana Arapaima gigas


Arapaima gigas

Arapaima gigas, yang di Brasil disebut dengan pirarucu merupakan jenis arwana terbesar. Ukuran tubuhnya bisa mencapai panjang 4,47 meter. Karena itulah ikan ini Bering disebut dengan arwana raksasa. Saat masih kecil tubuhnya berwarna kuning kehitaman dan akan berubah menjadi putih keperakan setelah makin dewasa. Arwana jenis ini memiliki kemampuan bertahan hidup di perairan yang berkadar oksigen rendah karena memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk membantu proses pernapasan.

sumber : AgromediaPustaka, 2008

Minggu, 26 Oktober 2008

Discus (Spotted Form) dan Discus (Solid Form)

Discus fish Spotted Form
Features of this group discus have red dots on his body. Examples of other kinds of leopardskin, leopard
snackeskin, green, red spots, red spots and snacke.


Discus fish Solid Form
Discus Group has a single color evenly in the body. Examples of other kinds of blue
Diamond, solid blue, solid red, virgin, red, red rose, red sun, golden, red and melon.

source: AgromediaPustaka, 2008
ikan Discus Spotted Form
Ciri dari kelompok discus ini memiliki titik-titik merah di tubuhnya. Contoh jenisnya antara lain leopardskin, leopard
snackeskin, red spot green, dan red spot snacke.


ikan Discus Solid Form
Kelompok discus ini memiliki warna tunggal yang merata di tubuhnya. Contoh jenisnya antara lain blue
diamond, solid blue, solid red, virgin red, red rose, red sun, golden, dan red melon.




sumber : AgromediaPustaka, 2008

PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN KOLAM KARPET


PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN

KOLAM KARPET


kolam karpet sangat mudah dibuat karena hanya memerlukan keterampilan memotong dan mengelem. Ukurannya dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Setiap unit kolam dengan ukuran tertentu akan menentukan jumlah lele yang akan dipelihara di




dalamnya. Meskipun demikian, sesuai pengalaman uji terap, disarankan ukuran setiap unit kolam maksimum lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi 1 m. Kolam karpet ukuran tersebut ideal untuk pemeliharaan bibit lele sebanyak 1.000 ekor.

A. MEMBUAT BAGIAN DINDING DAN DASAR KOLAM

Kolam karpet yang akan dibuat ini menggunakan karpet karet berukuran lebar 100 cm (I m) dan panjang 200 cm (2 m). Dengan menyediakan 19 lembar karpet, akan dihasilkan sebuah kolam karpet dengan ukuran panjang 580 cm, lebar 290 cm, dan tinggi 95 cm. Kolam karpet dengan ukuran ini dapat dipergunakan untuk membesarkan 1.000 ekor lele dumbo.

Untuk memudahkan pembuatan dinding maupun dasar kolam, pengerjaannya dibagi menjadi empat langkah.

Langkah pertama : persiapan

1. Sediakan bahan karpet karet

Jika bahan karpet karet yang didapatkan berukuran sesuai dengan kebutuhan maka tidak menjadi masalah. Namun, jika ukurannya lebih kecil maka harus disesuaikan dengan jumlah karpet yang dibutuhkan atau kolam karpet dibuat dengan ukuran yang lebih kecil.

2. Sediakan peralatan berikut

ü Cutter ukuran sedang atau besar sebagai alat potong.

ü Papan kayu yang permukaannya rata dengan ukuran panjang 200 cm dan lebar 10 cm (makin lebar makin baik) sebagai dasar untuk memotong karpet karet.

ü Kuas lebar 5 cm untuk alat mengelem karpet karet.

ü Penggaris kayu tebal I cm dan panjang 100 cm (makin panjang makin baik). Jika ada, lebih baik lagi menggunakan plat besi tipis sebagai alat bantu untuk memotong karpet karet.

ü Lem karet 2 kg (makin banyak makin baik dan sisanya disimpan)

ü Kapur tulis untuk membuat garis-garis pada karpet karet.

ü Gosokan karet untuk menggosok bagian karpet karet sebelum dilem agar lem lebih kuat melekatkan kedua sisi karpet yang akan disambung.

ü Potongan kayu kaso atau palu dari kayu untuk membantu proses pengeleman.

3. Gosokan karet sebaiknya dibuat sendiri dengan cara sebagai berikut.

ü Bagian A berupa seng berbentuk segi empat, panjang 15 cm dan lebar secukupnya. Seng tersebut dibentangkan di atas papan kayu, lalu dibuat lubang-lubang kecil dengan menggunakan paku (gunakan paku ukuran 5 cm). Saat membuat lubang dengan paku sebaiknya hanya tembus sampai pada ujung runcing paku dan tidak perlu tembus sampai ke badan paku.

ü ika lubang-lubang pada seng telah selesai dibuat, selanjutnya disiapkan kayu bulat dengan panjang 25 cm (B). Seng tersebut ditempelkan pada bulatan kayu dan dipaku dengan paku kecil secukupnya sehingga seng dapat menempel pada kayu dengan kuat.

4. Ikuti petunjuk petunjuk khusus tentang cara pengeleman dua karpet. Apabila dalam petunjuk cara pembuatan kolam karpet terdapaat instruksi menempel atau menyambung maka lakukan proses pengeleman seperti berikut ini.

ü Buat garis pada bagian karpet yang hendak ditempelkan dengan menggunakan kapur tulis dan penggaris.

ü Bagian karpet yang akan dilem digosok terlebih dahulu hingga mengelupas halus dan rata (gunakan alat gosokan karet). Sebaiknya, permukaan yang terkelupas tidak terlalu tebal.

ü Selanjutnya kuas yang telah tersedia dicelupkan ke tempat lem. Garis yang telah dibuat dengan kapur ditekan dengan penggaris. Kemudian, kuas diusapkan pada bagian karet yang telah digosok.

ü Tempat lem jangan terlalu lama dibiarkan terbuka agar kualitas lem tetap dalam kondisi baik dan tidak kering.

ü Bagian karet yang telah dilem dibiarkan selama kurang lebih 5 menit agar lem mengering.

ü Setelah itu, dua bagian karpet yang akan disambung ditempelkan, kemudian dua bagian karpet dipukul-pukul dengan palu atau kayu hingga dua bagian karpet menempel lebih kuat dan rata.

Langkah kedua : Pembuatan bagian pojok kolam

a. Membuat bagian pojok kolam

  1. Siapkan empat lembar karpet.
  2. Di bagian bawah masing-masing karpet diberi garis selebar 5 cm dengan kapur.
  3. Selanjutnya pada bagian lebar 5 cm di setiap karpet, tepat di tengahnya dipotong dengan cutter.
  4. Lengkungkan karpet.
  5. Di bagian bawahnya dibuat sayap yang berfungsi untuk menempelkan bagian dasar kolam.
  6. Langkah-langkah pembuatan pojokan kolam ini dilakukan pada 4 lembar karpet tersebut.


Langk

ah ketiga : pembuatan dinding-dinding kolam

  1. Keempat bagian pojok kolam yang telah dibuat, lalu disambung dengan sebuah karpet untuk lebar kolam dan dua buah karpet untuk panjangnya. Lebar sambungan karpet masing-masing 5 cm.
  2. Di bagian bawahnya dibuat sayap, lalu sayap-sayap tersebut di sambungkan mengelilingi bagian bawah kolam.
  3. Hasil kegiatan I dan 2 akan menghasilkan dinding-dinding kolam dengan ukuran lebar 290 cm, panjang 580 cm dan tinggi 95 cm.





Pembuatan dinding-dinding kolam karpet

Langkah keempat : pembuatan dasar (lantai) kolam

  1. Untuk membuat dasar kolam dibutuhkan karpet karet berukuran lebar 100 cm dan panjang 200 cm sebanyak 9 lembar.
  2. Karpet karet 1, 2, 3 disambung dengan posisi letak permukaan karpet karet 2 berada di atas karpet I dan 3. Untuk memudahkan pembuatannya, dapat mengamati gambar tentang pembuatan lan tai kolam karpet.

Demikian pula pada penyambungan karpet karet 4, 5, dan 6.

Penyambungannya dilakukan seperti halnya penyambungan karpet I, 2, dan

3. Lebar sambungan antarkarpet adalah 5 cm.

Kolam yang telah terbentuk diletakkan di tempat yang cukup luas. Jika memungkinkan di tempat yang berlantai semen dengan tekstur permukaan rata. Selanjutnya, kedua bagian karpet karet yang telah disambung disusun sesuai dengan gambar pola lantai kolam karpet. Beberapa ketentuan ukurannya adalah sebagai berikut.

ü Jarak antara titik a ke titik b, titik g ke titik h, titik c ke titik d, titik e ke titik f, masing-masing 190 cm.

ü Jarak antara titik c ke titik e, titik d ke titik f, masing-masing 90 cm.




Pembuatan lantai kolam karpet

Dari kegiatan tersebut di atas, hanya 6 karpet karet yang telah digunakan. Jadi, masih

tersisa 3 lembar karpet yang akan digunakan untuk keperluan selanjutnya.

  1. Untuk langkah selanjutnya, diambil dua lembar karpet yang lain, yaitu karpet 6 dan 7, kemudian di bagian panjangnya dipotong 10 cm sehingga panjangnya menjadi 190 cm, sedangkan lebarnya tetap 100 cm.
  2. Setelah itu, karpet 7 dan 8 ditempelkan untuk menutupi luas "abed" dan "efgh" agar ked ua luasan tersebut tertutup rapat. Dalam hal ini, permukaan karpet 7 dan 8 sejajar dengan permukaan karpet 2 dan 5. Lalu, untu k menutup luas "cdef yang masih kosong digunakan karpet 9. Karpet tersebut ditempelkan pada luas" cdef dengan posisi karpet berada di atas permukaan karpet 2 dan 5.
  3. Kedua bagian lebar dasar kolam yang menonjol dipotong sejajar dengan karpet lainnya.

Kegiatan 1 s/d 6 tersebut diatas menghasilkan dasar (lantai) kolam yang berukuran lebar 290

cm dan panjang 580 cm. Ukuran tersebut sesuai dengan ukuran dinding kolam yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sebelum mempraktikkan membuat dinding dan dasar kolam menggunakan lembaran karpet, sebaiknya dicoba terlebih dahulu dengan potongan-potongan kertas (simulasi).





Lantai kolam karpet yang telah jadi

Kertas untuk simulasi sebaiknya tebal atau lebih baik menggunakan karton. Ukuran potongan kertas hendaknya mendekati kenyataannya. Misalnya, setiap lembar ukuran lebar 2 cm dan panjang 4 cm, sedangkan untuk sambungan antar potongan kertas selebar 5 mm.

Dengan percobaan simulasi ini, keberhasilan membuat dinding dan dasar kolam karpet akan lebih terjamin.

Langkah kelima : pemasangan dasar kolam

  1. Lembaran dasar kolam yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam kolam hingga menempel pada sayap dinding kolam. Namun, pada kenyataannya lebar dan panjang lembaran dasar kolam akan lebih besar daripada lebar dan panjang dinding kolam bagian dalam. Oleh karena itu, pada salah satu sisi lebar dan panjang lembaran dasar kolam harus dipotong masing-masing selebar 1 cm. Kemudian lembaran dasar kolam diletakkan pada tempat yang memadai.








Dasar kolam dan sayop dinding perlu diratakan dengan menggunakan

potongan-potongan karpet

  1. Sebelum lembaran dasar kolam ditempelkan pada sayap dind ing kolam, bagian pinggir permukaan karpet (sekeliling pinggirannya) harus diratakan. Permukaan sayap dinding kolam pun harus diratakan karena dua lapis karet yang permukaannya tidak rata akan sulit ditempelkan. Untuk meratakannya harus menggunakan potongan-potongan karpet dengan lebar 5 cm dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk keperluan tersebut akan dibutuhkan I lembar karpet karet. Jika karpet masih tersisa sebaiknya disimpan sebagai persediaan untuk keperluan sewaktu-waktu. Dasar kolam dan sayap dinding perlu diratakan dengan menggunakan potongan-potongan karpet.
  2. Selanjutnya lembaran dasar kolam ditempelkan pada sayap dinding kolam. Dengan demikian pembuatan sebuah kolam karpet telah selesai.

MEMBUAT ALAT PENGATUR VOLUME AIR

Cara membuat alat pengatur volume air ini dibagi menjadi dua langkah agar pengerjaannya lebih sistematis, mudah, dan terencana.

Langkah pertama : persiapan

Bahan-bahan dan alat yang harus disediakan dalam pembuatan alat pengatur volume air yaitu :

1) pipa pralon ukuran sedang yang panjangnya 3 m dengan diameter 5 cm,

2) satu buah keni T ukuran sesuai pipa pralon,

3) bor besi ukuran kecil,

4) gergaji,

5) tatah besi ukuran kecil, dan

6) palu besi.

Langkah kedua : pembuatan

1. Setelah bahan dan alat yang dibutuhkan telah tersedia, pertama-tama pipa pralon dipotong dengan gergaji menjadi 3 bagian dengan panjang

masing-masing 100 cm.

2. Pada salah satu potongan pipa pralon dibuat lubang-lubang melingkari pipa pada ketinggian 60 cm. Di bagian atasnya dibuat lubang-lubang yang sama sehingga menjadi tiga susun. Lubang-lubang tersebut dapat dibuat dengan menggunakan bor besi atau gunting. Pembuatan lubang menggunakan gunting dilakukan dengan cara menekan salah satu ujungnya yang runcing pada pipa pralon kemudian dig

erakkan memutar. Ukuran lubang tidak perlu besar agar bibit ikan tidak dapat masuk melalui lubang tersebut. Cara ini secara jelas dapat dilihat pada gambar ilustrasi berikut.


Lubang susun tiga tersebut berfungsi untuk menjaga kestabilan tinggi air dalam kolam karpet agar tetap pada ketinggian 60 cm. Jika air hujan masuk ke dalam kolam sampai ketinggian air lebih dari 60 cm maka air tersebut akan keluar secara otomatis melalui lubang-lubang tersebut. Lubang di atas pipa pralon A ditutup dengan papan kayu. Untuk sementara, pralon A jangan dimasukkan ke dalam kepala keni T ataupun diberi lem karena ada cara tersendiri untuk memasangnya.

3. Salah satu potongan pipa pralon yang lain (B) dibuat lubang-lubang seperti pralon A, tetapi lubangnya ditambah hingga bagian bawah pipa. Selanjutnya, lubang di bagian atas pipa pralon ditutup dengan papan kayu.

Pipa pralon B digunakan saat akan mengeringkan air dalam kolam karpet. Caranya, pipa pralon A dicabut kemudian dengan cepat pipa pralon B dipasangkan ke kepala keni T di dasar kolam maka air dalam kolam akan keluar secara otomatis. Pada saat mengganti pralon A dengan pralon B, lubang kepala keni harus ditutup dengan telapak tangan agar ikan tidak keluar melalui lubang kepala keni dasar kolam.



Kurungan kawat untuk menggantikan

Fungsi pipa paralon B

Sebagai alternatif untuk menggantikan fungsi pipa pralon B, yaitu dengan membuat "kurungan kawat". Lubang-lubang kawat yang digunakan sebaiknya lebih kecil dari ukuran bibit ikan agar bibit ikan tidak dapat masuk. "Kurungan kawat" yang dibuat diusahakan dapat masuk mengurungi lubang kepala keni di dasar kolam. Kemudian lubang di atas kurungan ini ditutup dengan papan kayu. Pada saat pengeringan air kolam, "kurungan kawat" harus ditindih dengan batu agar tidak jatuh.

4. Salah satu potongan pipa pralon yang lain disambungkan ke kepala keni di bawah dasar kolam. Gunanya, untuk saluran pembuangan air.

Untuk sementara, pralon C jangan dimasukkan ke dalam kepala keni T di bawah dasar kolam ataupun diberi lem karena ada cara tersendiri untuk memasangnya yang akan diuraikan selanjutnya.



Penimbunan pasir pada dasar kolam

C. MELETAKKAN KOLAM KARPET DAN MEMASANG ALAT PENGATUR VOLUME AIR

Sesuatu yang telah dibuat seringkali hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut karena kesalahan-kesalahan kecil yang akhirnya menyebabkan sesuatu yang dibuat menjadi tidak terpakai. Misalnya, kesalahan pengeleman dan pemasangan. Untuk menghindari hal tersebut maka petunjuk cara meletakkan karpet dan pemasangan alat pengatur volume air akan diuraikan secara tuntas dalam bahasan berikut ini.

Langkah pertama

  1. Kolam karpet yang sudah selesai dibuat disiapkan.
  2. Disiapkan pula komponen peralatan untuk membuat alat pengatur volume air.
  3. Selanjutnya, disiapkan cangkul, pasir halus atau bubuk gergajian kayu atau kulit padi dalam jumlah sesuai luas dasar kolam dengan ketinggian pasir atau bubuk gergaji kayu sekitar 10 cm.
  4. Setelah bahan dan peralatan, selanjutnya adalah penyiapan lahan untuk tempat kolam karpet. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lahan untuk tempat kolam karpet adalah sebagai berikut.

ü Usahakan letak kolam karpet mendapatkan sinar matahari pada waktu pagi. Oleh karena itu, pepohonan di sekeliling lokasi yang dapat menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam kolam sebaiknya dipangkas.

ü Usahakan jarak antara lokasi kolam karpet dan sumber air relative dekat sehingga memudahkan pengisian air ke dalam kolam.

Langkah kedua

Permukaan tanah yang akan digunakan untuk tempat kolam karpet harus diratakan dahulu dengan menggunakan cangkul.

Setelah permukaan tanah rata, kemudian pipa pralon C dipasangkan ke dalam keni T dan diletakkan pada tempat sesuai dengan rencana penempatan alat pengatur volume air atau disesuaikan dengan posisi letak lubang pada dasar karpet yang telah dibuat sebelumnya.

Setelah itu, permukaan tanah yang telah rata ditimbun dengan pasir halus atau bubuk gergaji kayu seluas ukuran kolam karpet yang akan dibuat. Agar lapisan pasir menjadi padat maka saat melakukan penimbunan harus disertai dengan injakan telapak kaki hingga ketinggian pasir kurang lebih 10 cm.

Pada saat yang bersamaan, pipa pralon C dan keni T dipendamkan ke dalam lapisan pasir. Usahakan kepala keni dan sebagian badan keni (kurang lebih 5 mm) muncul ke permukaan lapisan pasir. Sedangkan lapisan pasir tersebut berfungsi sebagai pelapis agar dasar kolam tidak mudah retak atau pecah kalau terinjak kaki saat masuk ke dalam kolam, misalnya untuk menambal karpet saat terjadi kebocoran.


Penimbunan pasir pada dasar kolam

Untuk mempermudah pemahaman terhadap langkah kedua tersebut maka berikut ini diberikan gambar ilustrasi.

Langkah ketiga

  1. Kolam karpet yang telah jadi diletakkan di atas timbunan pasir. Perhatikan letak lubang keni pada dasar kolam karpet dan usahakan agar sesuai dengan letak kepala keni yang tertimbun dalam lapisan pasir.
  2. Jika sudah sesuai, selanjutnya kepala keni dimasukkan ke lubang keni pada dasar kolam karpet. Namun, lubang pada dasar kolam lebih sempit sehingga harus ditekan dengan tangan atau potongan kayu sampai badan keni dapat masuk ke lubang tersebut.


Pemasangan keni dengan kepala menonjol keluar pada dasar kolam

Dengan demikian, kepala keni akan terlihat menonjol ke luar di dasar kolam karpet.

  1. Setelah terpasang, di sekeliling lubang diberi lem karet untuk mencegah kemungkinan terjadi kebocoran (rembesan).

Untuk mempermudah pemahaman terhadap langkah-langkah tersebut, dapat melihat gambar ilustrasi tentang pemasangan keni.

Langkah keempat

Setelah kolam karpet diletakkan dan alat pengatur volume air dipasang, langkah selanjutnya yaitu pembuatan pembuangan air dan dinding penyangga kolam karpet.

  1. Saluran pembuangan air dibuat dengan cara menggali tanah untuk mengalirkan air dari ujung pipa pralon C hingga tempat pembuangan akhir. Air pembuangan tersebut masih dapat dimanfaatkan, misalnya untuk mengairi tanaman. Air tersebut dapat menyuburkan tanaman karena mengandung unsur-unsur sisa pakan ikan dan hasil metabolisme ikan yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Diusahakan air pembuangan tersebut tidak sampai tergenang agar tidak menjadi sarang bibit penyakit.


Tiang-tiang penyangga dinding dan kedudukan pipa paralon A

Setelah dipasang

2. Setelah itu, membuat penyangga dinding kolam di sekeliling kolam karpet.

Ada beberapa alternatif pilihan untuk penyangga dinding yang dapat digunakan, yaitu :

ü Anyaman bambu yang dilengkapi dengan tiang-tiang dari bambu.

ü Karung bekas yang diisi tanah atau pasir disusun di sekeliling dinding kolam karpet. Dalam hal ini, tiang-tiang penyangga tidak diperlukan lagi.


penyangga dinding berupa anyaman bambu dan tiang

penyangga dari batang pohon hidup

ü Anyaman bambu dengan tiang-tiang penyangga dari batang pohon yang dapat tumbuh. Daun-daunnya akan berguna untuk melindungi kolam dari terik sinar matahari.


Pembuatan saluran pembuangan


saluran pembuangan air diposisikan agar air buangan tidak

sampai tergenang

  1. Pipa pralon A dipasang sesuai dengan langkah-langkah dalam gambar.
  2. Selanjutnya, kolam diisi air secukupnya. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap kebocoran karpet. Jika dipastikan tidak dijumpai kebocoran maka kolam dapat digunakan. Namun, sebelum ikan dimasukkan, karpet harus dibersihkan dan dibilas dengan air untuk menghilangkan bau karpet dan bau lem.



sumber :

Kliwon Sujionohadi

Edy Suhedi

Penebar Swadaya, 2002