Sabtu, 08 November 2008

PENYEDIAAN INDUK IKAN

PENYEDIAAN INDUK IKAN

Ada dua cara untuk memperoleh induk yang siap dipijahkan. Pertama melalui pembesaran dari kecil dengan metode pembesaran, dan kedua melalui penangkapan calon-calon induk dari alam kemudian ditampung di tempat penampungan. Cara terakhir ini yang lebih cepat.

A. Calon Induk Ikan dan Usaha Pembesaran
Karamba apung dapat dijadikan media penyedia induk yang paling ideal. Kualitas air yang selalu stabil dalam karamba apung itu memungkinkan ikan laut dapat tumbuh secara baik. Benih-benih ikan yang dibesarkan untuk tujuan komersial sebagian dapat disisakan untuk calon induk. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran induk tergantung pada masing-masing jenis ikan. Ikan-ikan dengan induk yang berukuran besar seperti kerapu tentu saja membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai ukuran induk.
Pada umumnya ikan kerapu bersifat hermafrodit (yang dapat mengubah kelamin) dan untuk kerapu tergolong "hermaprodit protogeni" yaitu perubahan kelamin betina ke jantan. Sebagai contoh, kerapu lumpur berubah menjadi jantan pada saat mencapai ukuran panjang 70 cm atau berat 11 kg, sedangkan kerapu macan pada saat mencapai bobot 6 kg. Untuk mencapai ukuran tersebut dibutuhkan waktu paling sedikit lima tahun. Lain halnya dengan ikan kakap putih jenis Lates calcarifer, ikan ini tergolong "hermafrodit protandri" yaitu berubah dari jantan ke betina. Peristiwa ini biasanya terjadi setelah ikan mencapai ukuran sekitar 3 kg. Meskipun demikian, ikan jenis ini umur 1 - 2 tahun sudah dapat dijadikan calon induk.
Ikan kakap merah jenis Lutjanus johm berkelamin jantan mencapai kematangan gonad setelah mencapai umur 2—3 tahun dengan bobot 2,5—3,0 kg, sedangkan ikan betina mencapainya pada ukuran bobot 3,5—4,5 kg dengan umur 3-4 tahun. Ikan kakap merah jenis Lutjanus argentimaculatus mencapai tingkat kematangan gonad pada umur kira-kira 4-5 tahun dengan bobot sekitar 4—7 kg. Sementara itu, tingkat kematangan gonad pada ikan beronang dicapai dengan bobot ikan relatif rendah (kurang dari 0,5 kg), tergantung pada spesiesnya. Untuk jenis ikan-ikan yang dapat hidup pada kadar garam rendah, induknya dapat disediakan dari pembesaran tambak. Hal ini cocok uncuk ikan seperti kakap putih, kakap bakau, dan beronang.




B. Calon Induk Ikan dari Hasil Penangkapan di Alam
Penyediaan induk ikan yang paling cepat adalah melalui pencarian calon-calon induk dari usaha penangkapan dan kemudian ikan-ikan tersebut dihidupkan, meskipun cara ini harus dilakukan dengan hati-hati mengingat proses adaptasi membutuhkan ketekunan. Ikan-

Karamba apung merupakan sarana paling ideal untuk menyiapkan
Calon-calon induk ikan

ikan yang barn ditangkap dengan alat penangkap ikan biasanya akan terluka. Sebagai contoh, ikan dari tangkapan bubu biasanya kepalanya terluka. Calon induk ikan basil tangkapan itu sebaiknya ditempatkan di karamba, tetapi sebelumnya luka yang ada diobati dahulu dengan antibiotik, misalnya.
Pemeliharaan ikan di karamba harus dilakukan dengan hati-hati. Pencampuran antara ikan-ikan yang sudah lama ditampung dengan ikan yang baru ditangkap sebaiknya dihindari. Kepadatan ikan harus dijaga sebaiknya tidak boleh lebih dari 8 kg per m . Ukuran karamba sebaiknya sesuai dengan ukuran jenis induk ikan. Misalnya, untuk kerapu cocok menggunakan karamba berukuran 5 m x 5 m x 4 m, sedangkan untuk ikan kakap dapat 2 cm x 2 cm x 2 cm atau 3 m x 3 m x 3 m. Jenis pakan disesuaikan dengan kebiasaan ikan. Ikan-ikan karnivora seperti kakap dan kerapu diberi pakan ikan rucah pada dosis 2-5% bobot setiap hari, sedangkan untuk ikan beronang dapat diberi pelet dengan kandungan protein minimal 40%.

sumber : Drs. Pramu Sunyoto
Dr. Mustahal, M.Sc

Penebar Swadaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar