Kamis, 15 Oktober 2009

Teknologi Budi Daya Ikan Lele Lokal

Teknologi Budi Daya

Semakin meningkatnya permintaan konsumen akan lele lokal, membuat buat para peternak (sebagai produsen) terpacu untuk mem produksi dalam jumlah besar. Keadaan ini memicu terjadinya perubahan pola pembudidayaan dari cara sederhana ke cara yang lebih maju. Saat ini, seiring dengan bertambahnya pengetahuan petani, pembudidayaan lele lokal sudah dilakukan secara lebih intensif di kolam khusus budi daya. Keadaan ini sudah sangat berbeda dengan masa sebelumnya. Dahulu, pembudidayaan lele lokal masih dilakukan di kolam pekarangan tanpa memerhatikan perbandingan antara padat penebaran dengan luas kolam, sehingga pemanfaatan kolam dan pakan menjadi tidak optimal.

Ada tiga kegiatan pokok dalam budidaya lele lokal, Ketiga kegiatan pokok tersebut adalah pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kegiatan pembenihan adalah proses pemijahan atau mengawinkan induk lele jantan dengan betina hingga menghasilkan benih atau larva berukuran 1 —3 cm. Kegiatan pembenihan dapat dilakukan di dalam ruang tertutup atau terbuka seperti di bagian samping atau belakang rumah.

Kegiatan pokok dalam pembenihan lele lokal mencakup pemeliharaan induk siap pijah, pemijahan (baik yang dilakukan secara alami atau dengan kawin suntik (induced breeding)), penetasan telur, dan perawatan larva. Selama pemijahan, induk lele lokal diberi pakan pelet sebanyak 3-5% per hari dari bobot total induk yang dipelihara. Pemberian pakan dilakukan 2-3 kali sehari pada pagi, sore, dan malam hari.

Sementara itu, larva lele lokal yang baru menetas belum diberi
pakan tambahan, karena cadangan makanan di dalam tubuhnya berupa
kuning telur masih ada. Pada hari ke-4 setelah menetas, benih diberi
pakan tambahan berupa pakan alami atau paka hidup (plankton). Salah
satunya adalah Daphnia sp. Atau bisa diberi cacing sutera. Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan (sekenyangnya) sebanyak 2 Kali sehari, pada pagi atau sore dan malam hari.

Kegiatan pendederan adalah pemeliharaan benih yang berasal dari hasil pemijahan. pendederan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pendederan I dan pendederan II. Setiap pendederan memerlukan waktu pemeliharaan selama 3 minggu. Benih yang dihasilkan mencapai ukuran 3-5 cm (pendederan 1) atau 5-8 cm (pendederan II).Dengan kata lain, pendederan merupakan Kegiatan penyiapan benih untuk dibesarkan di kolam pembesaran. pendederan ini dapat dilakukan di kolam tembok, kolam tanah, atau jaring apung. Kegiatan pendederan meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengontrolan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan hasil.

pada pendederan I, benih diberi pakan berupa pakan dalam bentuk tepung sebanyak 3-5% dari berat total lele loka; yang dipelihara pemberian pakan dilakukan 3 Kali sehari, pada pagi, sore dan malam hari.

Pada pendederan II benih diberi pakan berupa crumble (pelet hancuran) sebanyak 3-5% dari berat total lele yang clipelihara. Pemberian pakan dilakukan 3 Kali sehari pada pagi, sore dan malam hari. Sebaiknya pemberian pakan dilakulcm dengan cara disebar merata agar semua benih mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pakan.

Kegiatan pembesaran adalah pemeliharaan benih yang berasal dari kegiatan pendederan. pembesaran lele Iokal dapat dilakukan di kolam tanah, kolam tembok, atau di jarring apung. Kegiatan pembesaran dilakukan selama 3 bulan hingga lele mencapai ukuran yang siap dipasarkan ke konsumen, yaitu 6 - 12 ekor per kg.


Selain pakan alami, untuk mempercepat pertumbuhan, lele lokal diberi pakan pelet sebanyak 2-5% per hari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. pemberian pakan dilakukan 3-4 Kali per hari pada pagi, Siang, sore, dan malam hari. Komposisi pelet dapat dibuat dari campuran dedak halus dan ikan rucah dengan perbandingan 1 : 9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2 : 1 : 1 : 1.
Sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, Agromedia Pustaka, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar