Sabtu, 31 Maret 2012

KKP ajak ponpes sentuh ekonomi pesisir

Lamongan -  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merangkul Pondok Pesantren (Ponpes) guna mendorong pencapaian industralisasi kelautan dan perikanan.

"Ponpes merupakan salah satu motor penggerak dalam percepatan pencapaian industralisasi kelautan dan perikanan melalui berbagai kegiatan usaha yang dilakukannya, sehingga mampu menstimulasi masyarakat untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo dalam keterangan resminya di sela kunjungan Ponpes Sunan Dradjat, Lamongan, Minggu (1/4/2012).

Dikatakan, dengan ditetapkannya Ponpes Sunan Drajat dan Forum Silaturahmi Pesantren Bahari (FSPB) sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) yang saat ini jumlahnya sekitar 300 unit di seluruh Indonesia, dapat berperan penting sebagai inisiator dan fasilitator.

Di sisi lain, pemerintah berperan sebagai regulator. Sebagai tindak lanjut, KKP menyerahkan bantuan dan sertifikat kepada pimpinan Ponpes Abdul Ghofur berupa sertifikat pengukuhan penetapan pusat.

P2MKP serta bantuan introduksi, instalasi dan pendampingan penerapan iptek Pengembangan Model Kawasan Industri Garam Rakyat senilai Rp 400 juta. "Lembaga pelatihan masyarakat yang selanjutnya ditetapkan P2MKP diharapkan dapat dijadikan sebagai inkubator bisnis kelautan dan perikanan, yang berarti terjadi peningkatan kemampuan masyarakat," jelas Sharif.

Ketua Umum FSPB Imam Thoha menyebut, Pesantren Bahari merupakan Ponpes yang letak geografisnya berada tidak jauh dari laut atau yang memiliki kegiatan produksi di bidang kelautan dan perikanan serta melaksanakan pelatihan kelautan dan perikanan, baik formal maupun non formal. "Sebanyak 250 ponpes di seluruh Indonesia saat ini telah tergabung ke dalam FSPB," ujarnya.

Dikatakannya, produksi garam di Pondok Pesantren Sunan Drajat yang telah dapat memproduksi garam samudra dengan rancangan alat  pembuat garam yang baik dengan memiliki instalasi pemurnian garam. Sebab itu, teknologi tepat guna terus dikaji untuk dapat berproduksi lebih efisien dan efektif dengan melalui beberapa riset terapan.[kabarbisnis.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar