Kamis, 05 April 2012

gambaran darah ikan lele


I.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
            Darahdianggap sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-selyang terendam dalam plasma darah. Aliran darah dalam seluruh tubuh menjaminlingkungan yang tetap, agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakanfungsinya.
Darah yang diamati adalah darah ikan lele Clariasbatrachus. Fungsi darahikan antara lain mengedarkan nutrient yang berasal dari pencernaan makanan kesel-sel tubuh, membawa oksigen ke sel-sel (jaringan) tubuh, membawa hormon, danenzim ke organ yang memerlukannya.
            Darah dibagiberdasar warnanya, ada sel darah merah dan sel darah putih. Sel darah putih adayang memiliki granul dan tidak ada granul. Darah yang diamati dihitungjumlahnya untuk mengetahui kadar umum sel darah pada ikan. Setelah itu dapatdiketahui apakah ikan yang diamati dalam keadaan normal atau tidak normal.
 1.2Tujuan
            Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui parameter gambaran darah padaikan lele (Clarias batrachus).
II.METODOLOGI

2.1Waktu dan Tempat
   2.2 Alatdan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini  antara lain mikroskop, pipet bulir merah, pipet bulir putih,hemositometer, gelas objek, tabung hemometer, alat sentrifugasi, baki, syringe, tabung hematokrit, cristoseal,pipet suhu, dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah darah ikan lele Clariasbatrachus, larutan Hayem, larutan Turk, metanol, akuades, pewarna Giemsa,anti-koagulan, minyak imersi, dan air kran.

2.3Prosedur Kerja
2.3.1 Pengamatan Total SelDarah Merah (SDM)
            Pertama darah ikanlele dihisap dengan syringe sebanyak-banyaknya,kemudian dimasukkan kedalam tabung ependorf. Darah yang sudah ada kemudiandihisap dengan pipet bulir merah hingga skala 0,5. Setelah itu, ditambahlarutan Hayem hingga skala 101 di pipet yang sama. Pipet bulir merah tersebutdilipat kemudian digoyang angka delapan sampai 3-5 menit. Tetesan pertama daripipet bulir dibuang, tetesan berikutnya diletakkan secara pelan di hemositometer,diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
            Rumus yangdigunakan dalam penghitungan total sel darah merah pada ikan lele adalah :
SDM   = x Faktor Pengencer

2.3.2 Pengamatan Total SelDarah Putih (SDP)
            Pertama darah ikan leledihisap dengan syringe sebanyak-banyaknya,kemudian dimasukkan kedalam tabung ependorf. Darah yang sudah ada kemudiandihisap dengan pipet bulir merah hingga skala 0,5. Setelah itu, ditambahlarutan Turk hingga skala 11 di pipet yang sama. Pipet bulir merah tersebutdilipat kemudian digoyang angka delapan sampai 3-5 menit. Tetesan pertama daripipet bulir dibuang, tetesan berikutnya diletakkan secara pelan dihemositometer, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
Rumus yang digunakan dalam penghitungan total sel darahputih pada ikan lele adalah :
SDP     = x 50 x Faktor Pengencer

2.3.3 Pengamatan DL(Diferensiasi Leukosit)
            Darah diambildengan pipet kemudian diteteskan pelan di gelas objek, diratakan denganmenggunakan gelas objek yang satu lagi mulai dari ujung tetesan darah diratakankebawah. Setelah itu, dikeringdinginkan, difiksasi dengan larutan metanolsekitar 5 menit, kemudian gelas objek dibilas dengan air, dikeringanginkan.Kemudian gelas objek tersebut diwarnai dengan pewarna giemsa. Setelah itudilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan sedikit tetesan minyak imersi digelas objek.

2.3.4 PengamatanHematokrit (Hm)
            Pertama darah ikan leledihisap dengan syringe sebanyak-banyaknya,kemudian dimasukkan kedalam tabung ependorf. Darah tersebut dihisap dengantabung hematokrit dengan cara ditutup buka bagian ujung tabung yang diatashingga ¾ bagian tabung. Kemudian tabung berisi darah diketuk ke cristoseal, setelah itu disentrifugasiselama 5 menit. Setelah disentrifugasi, darah yang ada di tabung diukur volumetotal dan volume sel darah dengan penggaris.
Rumus yang digunakan dalam penghitungan kadar Hematokritpada ikan lele adalah :
KadarHematokrit       =  x 100%

2.3.5 PengamatanHemoglobin (Hb)
            Pertama-tama HCl dimasukkanke tabung hemometer hingga skala 10 (garis skala merah). Kemudian ditambahdarah dari ependorf dengan pipet suhu skala 5. Ditambahkan lagi akuades sampaiwarnanya sama dengan dua warna disampingnya (pada tabung hemometer). Jika sudahkelihatan sama warnanya, kemudian dibaca skala yang kuning untuk dihitung persentasenya.

 III.HASIL DAN PEMBAHASAN
 3.1Hasil
Tabel 1  Data hasil pengukuran SDM,SDP, Hb dan Hm
Kelompok
Parameter
SDM (cell/mm3)
SDP (cell/mm3)
Hb
(g/100 ml)
Hm (%)
1 dan 2
3 dan 4
5
6 dan 7
8 dan 9
10
1300000
2200000
1090000
3820000
1600000
1150000
440000
3170000
290675
521.858,3
733
526075
6,8
8,2
7,2
10
12,6
10

26,42
37,5
29,63
16,10
33,01
25

Tabel 2  Data hasil pengukuran DL
Kelompok
Parameter
Monosit (%)
Limfosit (%)
Trombosit (%)
Neutrofil (%)
1 dan 2
3 dan 4
5
6 dan 7
8 dan 9
10
21
51
17
7
52
50
70
33
74
59
32
26
4
14
9
28
15
8
5
2
0
6
1
16

3.2 Pembahasan
Darah ikan seperti pada vertebrata lainya daninvertebrate tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma yangdiedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Moyle dan Cech, 1998 dalam Mulyani, 2006). Fungsi darah ikan antara lain mengedarkannutrient yang berasal dari pencernaan makanan ke sel-sel tubuh, membawa oksigenke sel-sel (jaringan) tubuh, membawa hormon, dan enzim ke organ yang memerlukannya(Lagler et al., 1977 dalam Mulyani, 2006).
Darah ikan terdiri dari cairan plasma dan sel-sel darahyaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah(trombosit). Darah dibagi berdasar warna dan fungsinya yaitu sel darah merahdan sel darah putih. Sel darah putih dikelompokkan berdasar ada tidaknyabutir-butir (granul) dalam sel, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit dibagimenjadi neutrofil, eosinofil dan basofil. Sedangkan agranulosit dibagi menjadimonosit, trombosit, dan limfosit (Lagler etal., 1977 dalam Mulyani, 2006).
Menurut Amlacher (1970) dalam Mulyani (2006), darah akan mengalami perubahan yang seriuskhususnya apabila terkena penyakit infeksi. Hesser (1960) dalam Lagler et al. (1977)dalam Mulyani (2006) menambahkanbahwa parameter yang dapat memperlihatkan perubahan patologi pada darah adalahhematokrit, hemoglobin, jumlah sel darah merah dan sel darah putih.
Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa sel darahmerah yang terhitung sebanyak 1,3 x 106 cell/mm3 padakelompok 1 dan 2, kelompok 3 dan 4 sebanyak 2,2 x 106 cell/mm3,kelompok 5 sebanyak 1,09 x 106 cell/mm3, kelompok 6 dan 7 sebanyak 3,82x 106 cell/mm3, kelompok 8 dan 9 sebanyak 1,6 x 106 cell/mm3, dankelompok 10 sebanyak 1,15 x 106 cell/mm3. Biasanya jumlah sel darahmerah pada teleost berkisar antara 1,05 x 106 cell/mm3 dan3,0 x 106 cell/mm3 (Roberts, 1978 dalam Mulyani,2006). Dari hasil pengamatan, jumlah sel darah merah minimum sebanyak 1,09 x 106cell/mm3 dan maksimum sebanyak
3,82 x 106 cell/mm3.Jumlah sel darah yang terhitung masih dalam kisaran normal seperti dalamtinjauan pustaka diatas. Ikan, burung, reptil, dan amfibi memiliki sel darahmerah berinti lonjong yang beredar pada pembuluh darahnya. Berbeda sekalidengan mamalia yang mempunyai sel darah merah yang tidak berinti dan biasanyaberbentuk seperti piringan bikonkaf serta jumlah dan ukurannya berbeda berdasar spesies.
            Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa sel darahputih yang terhitung sebanyak 4,4 x 105 cell/mm3 pada kelompok1 dan 2, kelompok 3 dan 4 sebanyak 3,17 x 106 cell/mm3,kelompok 5 sebanyak 290675 cell/mm3, kelompok 6 dan 7 sebanyak 521.858,3 cell/mm3, kelompok 8 dan 9 sebanyak 733 cell/mm3, dankelompok 10 sebanyak 526075 cell/mm3.Jumlah sel darah putih pada ikan berkisar antara 20.000-150.000 sel/mm3darah (Rastogi, 1977 dalam Marthen,2005). Pada hasil pengamatan, kelompok 8 dan 9 jumlah sel darah putihnya masihberada dalam kisaran jumlah sel darah umumnya pada ikan. Sedangkan hasil darahkelompok lain melebihi jumlah darah pada tinpus. Dapat disimpulkan kemungkinanikan yang diambil darah untuk diamati dalam kondisi tidak normal atau terkenainfeksi patogen dan ikan mengalami stress.  Pada ikan sehat, jumlah dan proporsimasing-masing komponen darah relative konstan. Dikemukakan oleh Randall (1970) dalam Marthen (2005) bahwa volume darahpada ikan teleostei, holostei, dan chondrostei adalah sekitar 3% dari bobottubuh.
            Hemoglobin merupakan karakteristik dari eritrosit,seperti yang dikemukakan oleh Dallman dan Brown (1989) dalam Marthen (2005) bahwa warna merah dalam darah segar disebabkanadanya Hb dalam sel darah merah. Kemampuan darah untuk mengangkut oksigenbergantung pada kadar Hb dalam darah (Lagler et al., 1977 Marthen, 2005). Hemoglobin dalam darah ikan teleosteiberkisar antara 37-70% (Lagler et al.,1977 dalam Marthen, 2005). MenurutAngka et al., (1985)  dalam Marthen(2005) kadar Hb ikan lele normal adalah 10,3-13,5 g/100ml. berdasarkanpengamatan, hasil Hb paling minimum sebanyak 6,8 dan jumlah paling banyak 12,6g/100ml. Ikan dengan kadar Hb antara 10-12,6 dalam kondisi sehat sedangkandibawah kisaran diatas, dengan kondisi tidak normal atau stress. Siakpere(2005) dalam Marthen (2005)mengatakan bahwa secara fisiologis, Hb menentukan tingkat ketahanan tubuh ikandikarenakan hubungannya yang sangat erat dengan daya ikat oksigen oleh darah.
            Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merahdan plasma darah, serta berpengaruh terhadap pengaturan sel darah merah(Hesser, 1960 dalam Marthen, 2005).Blaxhall dan Dausley (1973) dalam Siakpere(2005) dalam Marthen (2005)mengemukakan bahwa Hm merupakan sarana bagi akuakulturist untuk mengetahuiapakah ikan yang dibudidayakan mengalami anemia. Nilai Hm darah ikan berkisarantara 5-60% (Sniezko et al., 1960 dalam Marthen, 2005). Berdasar tabel 1didapatkan hasil bahwa jumlah Hm yang paling sedikit sebanyak 16,10% padakelompok 6 dan 7, sedangkan jumlah maksimum pada kelompok 8 dan 9 sebanyak33,01%. Jumlah Hm pada pengamatan masih berada dalam kisaran jumlah Hm dalamtinpus tersebut. Hematokrit berhubungan erat dengan hemoglobin, karena faktorsuhu lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap paremeter-parameter darah terutama Hm dan berpengaruhjuga terhadap daya ikat oksigen oleh darah yang akan menurunkan kadar Hb(Wells, 1999 dalam Wells et al., 2005 dalam Marthen, 2005).
            Neutrofil termasuk kelompok leukosit yang memilikigranulosit. Pada kasus penyakit bakteri, lazimnya jumlah leukosit neutrofildalam darah meningkat dan tampak pula leulosit yang muda. Hal ini disebabkansumsum tulang merah perlu melepas leukosit muda untuk melawan infeksi. Sebagairespons terhadap infeksi, leukosit neutrofil mapu keluar dari pembuluh darahmenuju daerah infeksi untuk membunuh bakteri dan membersihkan pecahan jaringan(Delmann dan Brown, 1989). Jumlah neutrofil yang terhitung sebanyak 16%maksimum dan minimumnya tidak ada persentase atau 0%.
            Limfosit, monosit, dan trombosit termasuk kelompokLeukosit yang tidak bergranul. Persentase limfosit tergantung pada spesiesnya.Limfosit menunjukkan ketidaksamaan dalam bentuk maupun fungsinya, karenasifatnya yang plastik dan mampu bergerak serta dapat mengubah bentuk danukurannya. Sifat limfosit mampu menerobos jaringan atau oragan tubuh lunak,karena menyediakan zat kebal untuk pertahanan tubuh (Delmann dan Brown, 1989)..Jumlah limfosit yang terukur pada pengamatan dengan kisaran 26-74%. Limfositumumnya kecil, tetapi beberapa limfosit ada yang hampir mencapai ukuranmonosit, dengan kromatin yang lembut, dan sitoplasma biru pucat. Monosit adalahleukosit terbesar berdiameter 15-20 mikron meter dan berjumlah sekitar 3-9%dari seluruh sel darah putih (Delmann dan Brown, 1989). Disamping peranansebagai makrofag, monosit penting dalam imunologi. Jumlah monosit yang terhitungpada pengamatan berkisar antara 7-52%. Monosit yang banyak menyebabkan ikanmemiliki system imunologi yang kuat. Trombosit atau kepingan darah adalah bendadarah yang paling kecil, berukuran 2-4 mikron meter, berasal dari bagiansitoplasma sel besar dalam sumsum tulang yang disebut megakariosit. Trombosit memiliki kualitas adhesif dan aktivitashemostatik dalam koagulasinya dan penarikan bekuan darah. Sulit menghitungsecara pasti trombosit karena sifat trombosit yang mudah mengelompok bilabersinggungan dengan permukaan gelas. Konsekuensinya, bila tidak terjadikehilangan bayank trombosit, jumlah totalnya tidak begitu berarti darah(Delmann dan Brown, 1989). Jumlah trombosit yang terukur di pengamatan 4-28%dari 100% sel darah putih. Trombosit yang cukup dapat memaksimalkan fungsinyadalam pembekuan darah.
Gambar 1 Macam-macam sel darah putih.
Keterangangambar (Chinabut, Limsuwan, dan Kitsawat, 1991) :
80 : sel darah merah mature
81 : pseudopodium seperti sitoplasma padalimfosit
82 : haemoblast
83 : limfosit
84 : neutrofil
85 : neutrofil mature
86 : trombosit oval
87 : trombosit fusiform
88-89 : monosit

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
 4.1 Kesimpulan
            Berdasar hasil yang didapat, disimpulkan bahwa parameter-parameteryang menunjukkan gambaran darah ikan diantaranya adalah total sel darah merah,sel darah putih, hematokrit, dan hemoglobin. Kondisi ikan lele yangdipraktikumkan berbeda-beda dapat dilihat dari parameter gambaran darah denganikan kondisi normal dan ikan yang terkena infeksi atau stress.
 4.2 Saran
            Pada praktikumselanjutnya, diharapkan dapat menggunakan ikan yang bervariasi untuk pengamatanjumlah sel darahnya.
DAFTAR PUSTAKA
 
Supranee chinabut, Chalor Limsuwan, Praveena Kitsawat. 1991.Histology Of The Walking Catfish ClariasBatrachus
 Delmann dan Brown. 1989. HistologiVeteriner. Jakarta: UI press.
 Marthen E. 2005. Gambaran Darah Ikan Nila Oreochromissp. Yang Diberi Pakan Lemak Patin Sebagai Sumber Lemak Dalam Pakan. [Skripsi].Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan.Institut Pertanian Bogor.
  Mulyani S.2006. Gambaran Darah Ikan Gurame OsphronemusGouramy yang Terinfeksi Cendawan Achlya sp. pada Kepadatan 320 dan 720spora per ml. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Departemen Budidaya Perairan. Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar